Jumat malam, tepatnya 8 Juli 2022, rasanya saya tidak sabar untuk segera menyaksikan pagelaran busana dari salah satu rumah mode ternama asal Roma, Valentino. Tidak seperti pagelaran yang sudah banyak berlalu dan digelar di Roma, kali ini saya tidak mau terlewat meski hanya bisa menonton lewat live streaming. Seperti yang kita tahu, ada banyak rumah mode papan atas asal Italia yang tentunya sudah familiar di telinga, sebut saja Versace, Fendi, Bottega Venetta, Gucci, Moschino, Bvlgari, Giorgio Armani, Prada, dan masih banyak lagi. Beberapa diantaranya tak lupa untuk menyematkan nama kota tepat di bawah merek dagang, menandakan bahwa di kota itulah mereka mengawali sejarah di dunia fesyen.
Valentino, salah satu rumah mode asal Roma, yang tidak menyematkan nama kota di bawah merek dagangnya. Tidak seperti Milano pada Prada, ataupun Roma pada Fendi. Nama Valentino sejatinya berasal dari nama sang founder, Valentino Clemente Ludovico Garavani. Usianya telah memasuki angka 90. Bersama rekannya, Giancarlo Giammetti, Valentino mengawali bisnisnya di tahun 1960, beberapa bulan setelah ia pulang dari studi dan bekerja untuk beberapa rumah mode di Prancis. Saat itu, dengan dukungan penuh dari ayah dan asosiasi dimana tempat ayahnya bekerja, Valentino 'berani' memulai lini fesyen di Via Condotti, salah satu ruas jalan di daerah prestisius Kota Roma.
Pada masa itu dan sekarang status area tersebut masihlah sama. Masuk dalam kawasan elit. Hanya segelintir orang yang mampu menjangkau area tersebut apalagi untuk memulai usaha. Mereka adalah orang-orang yang berasal dari kelompok orang kaya lama atau mewarisi bisnis turun temurun dari keluarga. Singkat cerita, pertemuan tidak sengaja Valentino dengan Giancarlo Giammetti membuahkan hasil yang baik, dan nama Valentino semakin berkibar tidak hanya di Italia, tapi juga ke luar negeri dan mampu bersanding dengan beberapa high-end fashion brand asal Prancis.
Sebagai founder, Valentino tentu memiliki peran penting dalam menentukan konsep dan arah dari lini fesyen yang ia miliki. Memasuki tahun 2007, ia pun mengumumkan untuk pensiun sebagai Creative Director dari rumah mode yang telah ia besarkan selama ini. Butuh waktu yang cukup panjang untuk mencari sosok yang akan menggantikan peran pentingnya di Valentino. Saat itu Maria Grazia Chiuri (sekarang menjadi Creative Director Dior) dan Pierpaolo Piccioli adalah dua nama yang menjadi kepercayaan Valentino untuk bertanggung jawab dibalik proses kreatif lini asesoris, Prêt-à -Porter dan Haute Couture hingga akhirnya di tahun 2016, Valentino resmi menunjuk Pierpaolo Piccioli sebagai Creative Director Maison Valentino.
Lalu apa yang istimewa pada pagelaran busana Valentino yang digelar Jumat 8 Juli 2022 lalu? Sebenarnya dengan apa yang dimiliki Kota Roma di dalamnya, bukan perkara sulit untuk rumah mode menggelar fashion show dengan latar belakang ikon Kota Roma. Toh Fendi juga pernah melakukan fashion show di atas Fontana Trevi dan Colosseum. Beberapa bulan lalu, Bvlgari juga baru saja meluncurkan seri terbaru dari koleksi jam tangan di depan Pantheon.
Saya telah merangkum 6 hal istimewa dari Fashion Show Valentino 'The Beginning' yang baru digelar minggu lalu di Spanish Steps Roma. Faktor-faktor yang menjadikan gaung pagelaran busana Valentino tidak berhenti untuk dibicarakan hingga hari ini.
"This is a deeply personal collection,
because it's all about the history of Valentino,"
Pierpaolo Piccioli
Nilai Nostalgia
Ide Pierpaolo menggelar fashion show di Spanish Steps menurut saya adalah keputusan yang sangat brilian. Selain membawa 'pulang' Valentino ke Roma, pagelaran tersebut tentunya membawa nostalgia bahwa di sanalah (Spanish Steps) tempat dimana Valentino mengawali karir hingga bisa dikenal seperti sekarang ini. Valentino terakhir kali menggelar fashion show di Spanish Steps 32 tahun yang lalu, dan dengan narasi yang kuat dari tajuk The Beginning, Pierpaolo tidak hanya mengajak audiens untuk melihat sejarah tentang awal mula Valentino semata, namun juga terlibat dalam sebuah diskusi tentang Valentino di masa lalu, kini dan masa depan.
Selain itu pada pagelaran busana kali ini, Pierpaolo juga turut mengundang lebih dari 100 mahasiswa dari sekolah mode yang ada di Roma untuk menjadi bagian dari tamu undangan. Keputusannya tentu memiliki alasan, ia mengingat bagaimana dulu saat ia masih muda terkagum-kagum menyaksikan fashion show Donna Sotto Le Stelle (Woman Under the Starts) dari barikade luar. Saat itu di tahun 1996, acara tersebut menjadi pagelaran busana termegah, karena selain menampilkan koleksi dari para perancang busana terbaik Italia, termasuk Giorgio Armani, Donna Sotto Le Stelle juga disiarkan di televisi.
"I still remember so well the feeling of being at periphery of such an awe-inspiring event. I wanted them to sit and watch the show, and not be left outside (in) the crush,"
Pierpaolo Piccioli
135 Anak Tangga
Ribuan tamu undangan telah memadati Piazza di Spagna beberapa jam sebelum acara dimulai. Tentunya mereka masih memiliki waktu untuk mengabadikan momen dengan berbalut rancangan dari Maison Valentino di sana. Beberapa selebriti tampak menaiki anak tangga untuk mendapatkan latar Trinità dei Monti, gereja Prancis bergaya Roman Baroque yang dibangun sejak abad ke-16 karya Francesco de Sanctis.
Setelah mendengar kabar bahwa 'The Beginning' Valentino akan digelar di Spanish Steps, satu pertanyaan saya saat itu. Modelnya akan turun dari atas (depan gereja) atau hanya menjadikan Spanish Steps sebagai latar semata? Kalau sebagai latar, ide tersebut tetaplah istimewa, karena 'mengosongkan' Piazza di Spagna dari kerumunan orang-orang adalah hal yang hampir mustahil. Tapi rupanya, ide sang Creative Director lebih besar dari yang saya kira, dimana model-model bukan hanya akan berjalan di depan Spanish Steps, tapi mereka juga harus menuruni 135 anak tangga, berjalan menuju rumah mode Maison Valentino yang berjarak lebih dari 150 meter dari gereja Trinità dei Monti, lalu keluar dari rumah mode melalui area belakang dan kembali ke atas Spanish Steps. Padahal awal mula ide pembangunan Spanish Steps karena Louis XII ingin menghubungan gereja yang ada di puncak dengan Palazzo Manaldeschi (dalam bahasa Indonesia Palazzo memiliki arti gedung) yang terletak di bawah Piazza di Spagna. Sudah bisa dibayangkan tantangan model-model Valentino sore itu?
Alas Kaki
Sadar bahwa ia memberi tugas yang 'berat' untuk para model, Pierpaolo tentunya telah mempertimbangkan banyak hal, salah satunya faktor keamanan dan kenyamanan model-model tersebut. Bila di fashion runway umumnya kita menyaksikan model beralaskan sepatu hak tinggi, pada pagelaran kali ini Pier, begitu ia akrab disapa, justru menawarkan para model untuk memilih jenis alas kaki yang 'aman' untuk mereka, mulai dari flats, kitten heels hingga stiletto yang diikat ke pergelangan kaki. Selain runway yang cukup panjang, menuruni anak tangga yang dibalut material travertine tentu bukan perkara mudah. Beberapa kali saya mendapati turis tergelincir di sana, karena sifat material travertine yang cukup licin.
Live Performer
Latar panggung yang megah, dengan tata cahaya yang memukau, tampaknya masih kurang kalau hanya menampilkan audio rekaman yang akan mengiringi para model berlenggok di atas runway. Timothy Lee McKenzie, atau yang lebih dikenal dengan nama panggung Labrinth, pun didapuk untuk mengiringi pagelaran busana berdurasi lebih dari 30 menit itu. Kalau yang dulu suka dengerin Jealous-nya Labrinth, tidak perlu kecewa meski lagu tersebut enggak masuk di songlist runway. Suara merdu Labrinth masih tetap bikin merinding, bahkan sampai di lagu penutup, Beneath Your Beautiful.
Golden Hour
Dijadwalkan akan dimulai pukul 8 malam waktu Roma, namun 'The Beginning' meleset hampir 20 menit. Yang pada akhirnya saya mulai memaklumi kalau mereka menunggu waktu transisi dari matahari terbenam ke malam hari. Karena di Eropa sudah memasuki musim panas, waktu sunset dimulai sekitar pukul 20.40 CET (Central Europe Time). Ketika pertunjukkan dimulai pukul 8 lewat, tentu audiens masih bisa menyaksikan para model berjalan dengan langit biru cerah sebagai latar. Selang 10 menit, tata lampu yang dipasang di beberapa titik anak tangga tentu menambah efek dramatis dari pagelaran langka ini di malam hari.
Apreasiasi Tinggi
Seringkali luxury brand diasosiasikan dengan founder atau sang desainer. Jadi begitu ada koleksi baru yang keluar, umumnya si desainerlah yang menerima apreasiasi dan eksposur dari luar. Padahal, ada banyak orang yang membantu di belakang layar. Satu lagi yang menjadi favorit saya dari The Beginning, Valentino, yang diwakilkan oleh Pierpaolo adalah ia dengan bangga mengajak tim Maison Valentino tampil di atas runway, untuk menerima apresiasi dari audiens. Mereka adalah orang-orang yang telah mendedikasikan waktu, tenaga dan pikiran untuk menyiapkan 104 koleksi haute couture yang ditampilkan dalam durasi kurang dari 30 menit. Iring-iringan pattern maker hingga penjahit Maison Valentino yang turun dari samping gereja menjadi momen haru tersendiri. Pierpaolo pun tidak ragu untuk menggandeng salah satu staffnya saat menuruni anak tangga dan menghampiri Giancarlo Gammetti, co-founder Valentino yang menyaksikan di bangku first row.

Tiga hari berselang setelah pagelaran usai, media online masih belum bosan untuk membahas sisi lain dari The Beginning. Bahkan beberapa diantaranya mengklaim, kalau pagelaran ini adalah yang termegah sepanjang tahun 2022. Angkat topi dengan kerja keras tim Valentino yang telah menyelenggarakan dan juga meletakkan standar lebih tinggi dari sebuah fashion show. Parade busana papan atas yang tidak hanya menampilkan koleksi terbarunya semata, tapi juga menceritakan bagaimana fesyen dapat dinikmati oleh banyak kalangan, dengan menampilkan model dari berbagai ras, suguhan narasi yang apik, hingga konsep dari fesyen yang tidak mengenal gender. Bahkan info terbaru, Store Manager dari rumah mode asal Prancis, Dior, yang terletak di Via Condotti 14, atau persis di area Piazza di Spagna baru saja melayangkan surat kepada Valentino untuk meminta kompensasi sebesar €100,000 yang harus dibayar dalam kurun waktu 15 hari. Alasannya karena mereka (Dior) merasa dirugikan atas pekerjaan selama persiapan dan pagelaran fashion show yang berakibat pemblokiran akses publik, jalan-jalan hingga akses publik ke butik dan piazza.
Terlepas dari kontroversi yang timbul dari kemeriahan acara The Beginning Valentino, rasanya masing-masing memiliki cara tersendiri untuk menarik perhatian publik. Oh ya, yang penasaran ingin melihat fashion runway The Beginning dari Valentino, silahkan klik link ini ya! Durasi video cuma 30 menit, wajib ditonton kalau mau belajar tentang tata panggung dan rancang busana. Adakah yang menemukan keistimewaan dari The Beginning yang belum ditulis di atas? Kasih tahu di kolom komentar ya!
Ci vediamo dopo, un abbraccio!
--
Listyan Putri
All of the images and video links credit to www.valentino.com