Hidup di Italia: Berapa Biaya Untuk Tinggal di Kota Roma?
April 25, 2022![]() |
Colosseo, salah satu ikon Kota Roma, tempat bertarungnya para gladiator. Fotografi by Aurélie Bouguen on Unsplash |
Tidak jauh berbeda dengan saya. Saya dulu juga memilih Italia karena memang ingin belajar produk desain. Dan lebih spesifik memilih Roma karena memang suka AS Roma sejak kecil. Aneh ya hehe.
![]() |
Stadio Olimpico, stadion kebanggaan warga Roma. | Fotografi Photo by Danilo Obradovic on Unsplash |
Jauh-jauh hari sebelum mendaftar sekolah, saya hanya fokus riset tentang jurusan kuliah dan juga beasiswa. Bagaimana hidup di sana nanti, berapa biaya per bulannya, saya belum pikir secara detail. Karena memang sebelum berangkat saya cukup kerja rodi urus event sana sini demi bekal di Eropa. Mungkin saya terlalu takut menghadapi kenyataan jatuh bangun tinggal di sana, jadi saya memutuskan untuk tutup mata saja pada saat itu. Padahal kalau dana pendidikan dipersiapkan jauh-jauh hari, setidaknya satu tahun sebelum bisa banget. Cuma hokinya saya, saat itu daftar buat iseng-iseng sekalian cek ombak, eh dapet beasiswa, mau tidak mau semua persiapan keberangkatan dikebut dalam waktu kurang dari 6 bulan.
Sejatinya tinggal di Eropa tidak jauh berbeda dengan tinggal di Jakarta. Memang ada beberapa faktor yang kisaran harganya jauh di atas Indonesia. Apalagi dengan nilai mata uang yang berbeda, tentu terasa sekali saat mengonversi dari Rupiah ke Euro ataupun sebaliknya.
Lalu, seberapa mahal hidup di Italia? Berapa biaya hidup per bulan untuk dapat tinggal di Roma? Tiga tahun yang lalu saya mendapat pertanyaan serupa dari salah satu calon mahasiswa yang akan bersekolah di Roma. Saat mendapat pertanyaan tersebut, saya sedang bersama dua orang teman, yang sama-sama berstatus mahasiswa dan kebetulan mereka adalah laki-laki. Kenapa saya bilang kebetulan laki-laki? Karena pertanyaan tersebut datangnya juga laki-laki, jadi bisa dibuat perbandingan, lumayan apple to apple. Coba kalau yang tanya calon mahasiswa perempuan, lalu yang jawab pertanyaan mahasiswa laki-laki, pasti selisihnya lumayan. Kenapa bisa begitu? Jawabannya ada di beberapa faktor yang ada di bawah ini:
1. Apartemen
Ini adalah faktor utama, yang bisa dibilang akan menghabiskan 40-50% anggaran bulanan. Di Roma, kalau mau hemat antara pilih shared bedroom alias satu kamar berdua, atau single room tapi agak jauh dari pusat kota. Ada 3 jalur metro subway di sini, Metro A yang isinya pusat kota, beberapa landmark ibukota, kampus Sapienza dan beberapa jalur pemberhentian lain yang cukup menarik. Apartemen di area ini harganya mulai € 500-700 untuk single room.
![]() |
Gang senggol versi Roma, di area Centro Storico. Fotografi by Nadia Fes on Unsplash |
Metro B ada pemberhentian Colosseo dan dekat dekat kampus utama Sapienza khususnya jurusan teknik. Kisaran harga sewa apartemen di sini cukup variatif. Kalau kalian memilih tinggal sedikit jauh dari pemberhentian tersebut, harga single room bisa kalian dapatkan mulai dari €350-500. Tapi, kalau kalian kuliah di Sapienza dan ingin jalan kaki menuju kampus dengan hingar bingar anak kuliahan dan tempat hangout di sekitar, area Piazza Bologna adalah jawabannya. Tapi siap-siap merogoh kantong € 600 per bulan.
Pilihan ketiga, adalah jalur Metro C. Jalur ini biasanya diminati oleh mahasiswa Tor Vergata. Agak jauh dari hiruk pikuk kota, tapi area di sana benar-benar area pemukiman, dan masih sangat memungkinkan untuk menemukan lahan hijau terbuka. Sewa apartemen di sini mulai dari €300-400 per bulan. Sangat efisien kalau kamu memang anak Tor Vergata dan tipe anak rumahan. Saya pernah tinggal di area ini satu bulan, dan gave up karena terlalu jauh jaraknya dari Sapienza.
Yang perlu dicatat, sewa apartemen di sini pakai deposit ya. Umumnya landlord atau si penyewa apartemen meminta 1 bulan deposit di awal, ada juga yang meminta 2 bulan deposit, jujur kalau pilihan kedua ini saya langsung skip, berat euy!
Selain deposit jangan lupa tanyakan bills. Ini penting! Apakah harga sewa apartemen sudah termasuk tagihan listrik, air, internet dan kondominium? Kalau belum tagihan bills umumnya datang setiap 2-3 bulan sekali, besarnya juga variatif tergantung zona. Pengalaman saya yang waktu itu pernah tinggal di daerah Piazza Bologna, landlordnya meminta bills € 65/bulan. Setelah kontrak di apartemen tersebut mau habis, saya baru tahu dari teman-teman kalau apartemen di zona lain biasanya tagihannya cuma € 65/bulan untuk satu rumah bukan satu kepala!
![]() |
Apartemen harga pandemik. Depan Pantheon persis, kamar mandi dalam, cuma € 450. One of the best deals living in Rome! Dok. Listyan Putri |
Sewa apartemen sudah, tanya tagihan sudah, selanjutnya tanyakan kontrak. Oke yang terakhir ini memang tidak semua landlord bisa menyanggupi, karena di Roma banyak juga landlord yang menyewakan apartemen secara ilegal alias mereka tidak mendaftarkan ke pemerintah secara resmi untuk menghindari pajak. Idealnya, kalau kita punya kontrak apartemen, urusan ke belakang akan aman. Tapi kalau mereka tidak mau kasih kontrak, minimal mintalah receipt setiap kali pembayaran, baik itu pembayaran tiap bulan, deposit dan sebagainya. Ingat, ada deposit senilai 1 bulan sewa yang seharusnya dikembalikan sebelum kita keluar. Kalau kita punya kontrak dan semua perjanjian tertulis resmi, saat penagihan aman seharusnya. Yang susah kalau tidak ada surat kontrak resmi. Ada kasus salah satu teman saya, depositnya baru dibalikkan setelah satu tahun pindah. Itupun jumlah sudah tidak bulat 1 bulan deposit, alasannya karena teman saya sudah merusakkan ini itu dan lain lain. Ini adalah jurus andalan landlord :))
2. Transportasi Umum
Selain Metro Subway, di Roma ada beberapa pilihan transportasi umum seperti tram dan bus ATAC. Bahkan sekarang sudah ramai kendaraan urban jaman now, monopatino alias otoped dan juga sepeda elektrik.
![]() |
Stasiun kereta di Roma enggak jauh beda kan sama di Indonesia :D Fotografi by Markus Winkler on Unsplash |
Untuk tiket transportasi umum bisa dibeli mulai dari harga € 1.5 untuk sekali jalan berlaku selama 110 menit. Tapi kalau akan tinggal di Roma, ada beberapa pilihan paket hemat mulai dari harga € 35 per bulan yang berlaku untuk semua moda transportasi seperti metro subway, tram, bus dan juga kereta urbano. Mau lebih hemat lagi? Bisa beli tahunan, harganya kalau tidak salah € 250 per tahun, bahkan yang saya tahu untuk pelajar dan mahasiswa yang usianya masih di bawah 26 tahun cukup membayar € 125 per tahun dengan melampirkan ISEEU dan mendaftarkan diri ke loket ATAC yang tersedia di stasiun Termini.
3. Belanja Bulanan
Ada banyak supermarket yang bisa dijumpai di Roma mulai dari yang cukup terjangkau hingga yang cukup elit. Kualitas produk di sini rata-rata sudah bagus, meskipun kita belanja di supermarket kelas B-C. Apa saja supermarket kelas A? Ada Coop, Panorama dan anaknya, Pam. Di kelas B ada Lidl, Tuodi, Tigre, sedangkan di kelas C ada iN's dan Todis.
Apa bedanya dari masing-masing supermarket di atas? Nah itu tergantung experience masing-masing individu dan juga kebutuhan. Testing yang lain, bisa dicoba dengan membawa uang € 10 untuk membeli daging ayam, salad, pasta, susu, dan telur. Setelah selesai dari kasir, coba dicek apakah masih ada kembalian, kurang, atau malah bisa membawa produk kebutuhan sehari-hari yang lain.
![]() |
Sayuran di sini selalu segar dan ditata di dalam kotak. Fotografi by Gabriella Clare Marino on Unsplash |
Saya biasanya menghabiskan € 20 per minggu untuk belanja. Tapi ini di luar pengeluaran tidak terduga dan ke pasar ya. Nah, buruknya, saya suka sekali main ke supermarket. Karena chips adalah 'sesajen' saya hehe. Kadang niatnya hanya beli chips, tapi berujung keluar € 5, atau € 3 bahkan € 7 kalau lagi banyak maunya. Jadi kalau dihitung rata-rata per minggu mungkin bisa habis € 30 untuk belanja di supermarket dan pasar. Dikali 4 minggu menjadi € 120. Dengan catatan, belanja yang ada di checklist. Kalau mau aman, siapkan anggaran minimal € 250 per bulan untuk belanja bulanan. InsyaAllah tercukupi meskipun harus berhemat.
Seperti yang sudah saya bahas di atas kenapa saya menyinggung pertanyaan dan jawaban dari teman saya yang kebetulan laki-laki, karena teman saya ini bisa belanja super irit, atau bahkan bisa hanya menghabiskan € 100-150 per bulan. Lho makan apa mereka? Makan pasta dengan saus yang berbeda-beda. Karena kata mereka definisi makan untuk bertahan hidup, bukan hidup untuk makan haha.
![]() |
Selalu seneng kalau order daging slice, karena di sini ada alat potong khusus jadi irisan daging bisa tipis banget dan rapi. | Fotografi by Gabriella Clare Marino on Unsplash |
4. Hangout
Adalah suatu godaan tinggal di Italia kalau kita masuk ke dalam golongan yang tidak bisa memulai hari tanpa kopi. Pasalnya kopi di sini murah banget. Lebih murah dari kopi di Indonesia. Lupakan Starbucks. Ngopi di sini ya ngopi dari cangkir, bukan kopi yang dikasih es batu. Bukan berarti mereka enggak punya, tapi memang enggak semua bar kopi menyediakan menu seperti itu, dan banyak juga yang engga paham dengan konsep cappuccino dikasi es batu, karena memang bukan kultur asli mereka.
![]() |
Bar murah meriah di deket Piazza Navonna. Cappuccino dan ciambelone sekitar € 3 Fotografi Dok. Listyan Putri |
Nah ngopi di sini kalau kita minum langsung di bar harganya mulai dari € 0.60 untuk espresso, dan mulai dari € 1.20-1.50 untuk varian cappuccino atau caffe latte. Harga take away juga sama. Yang beda kalau kita duduk alias nongkrong di meja (tavolo), harganya bisa lebih mahal 2 hingga 3 kali lipat. Bahkan untuk bar kopi tua dan terkenal di Roma, Caffe Greco, untuk menikmati secangkir cappuccino sambil duduk di teras luar dihargai € 10 per cangkir dan € 3.5 untuk take away.
![]() |
Cafe berusia 250 tahun, jangan ditanya lagi kualitas dan pelayanannya. Juara! Fotografi Dok. Listyan Putri |
Triknya kalau mau ngopi dan duduk dengan hemat, perhatikan menu yang tertulis di bar. Umumnya bar lokal yang less aesthetic tidak akan memberikan table service kalau kita duduk, biasanya bar seperti ini ada di dekat apartemen kita, dekat kampus atau stasiun.
Gimana cara berhemat? Beli kopi dan mokapot. Biasanya apartemen di sini sudah dilengkapi mokapot. Jadi kita tinggal beli kopi bubuknya saja. Mau illy, Lavazza, Veragno, semua murah di sini. Harga kopi bubuk pun cukup variatif mulai dari € 2. Bolehlah ngopi pagi di rumah, baru siang atau sore ngopi di bar. Hati-hati, walaupun cuma receh € 1-1.5 kalau dikali 30 hari juga sudah € 45 per bulan. Belum termasuk beli gelato € 3.5-5 per cone, dan jajanan street food lain yang harganya mulai dari € 4 atau aperitivo alias nongkrong di jam happy hour € 5-15 per paket.
5. Makan di Restoran
Apakah sebagai pelajar berarti kita tidak bisa makan di restoran? Tentunya tidak. Sesekali bisa kok, dan banyak pilihan menu hemat kalau mau eksplor. Restoran chinese misalnya, untuk harga nasi goreng, mie goreng, nasi cantonese harganya masih sekitar € 4-4.5. Menu lain seperti tumis daging, ayam, ikan mulai harga € 7 per piring. Jadi kalau mau hemat, bisa ajak 2-3 teman untuk makan bareng, lalu pesan menu tengah, setelah itu split bill, biasanya 1 orang cukup membayar € 13 saja.
![]() |
Sandwich termahsyur di Italia, be aware karena bikin nagih :( Fotografi by Eleonora Altomare on Unsplash |
6. Shopping
Berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk jajan baju? Jawabannya tentu sangat relatif. Ada orang yang memang hobi berburu barang saat ada promo atau sale seperti Black Friday atau Christmas Sale. Karena saya enggak terlalu hobi belanja (lebih ke hobi makan sih) jadi biasanya belanja baju kalau memanng butuh atau memanfaatkan momen SALDI. Apa itu Saldi? Saldi adalah diskon besar-besaran dari suatu brand untuk menghabiskan sisa koleksi dari musim sebelumnya. Kalau tidak salah dalam satu tahun ada 2 kali saldi, pertama di bulan Juni-Agustus dan setelah perayaan tahun baru, sekitar bulan Januari. Dan program seperti ini masuk dalam agenda tahunan lho. Masing-masing kota atau wilayah umumnya punya tanggal yang berbeda-beda. Kadang wilayah Italia bagian utara akan mulai program saldi terlebih dahulu, lalu diikuti regional lain.
![]() |
7. Internet
Salah satu pengeluaran yang wajib dibayar setiap bulan dan sama pentingnya ialah internet. Rica rica alias isi ulang pulsa dan paket internet menghabiskan sekitar €8-20 per bulan sesuai dengan plan yang sudah dipilih sejak awal beli kartu perdana. Nah internet di sini kalau kita sudah habis paket enggak bisa isi ulang seenaknya seperti di Indonesia. Kalaupun terpaksa harus beli paket internet tambahan jatuhnya lumayan mahal. Jadi, coba akali untuk memilih provider yang menawarkan paket internet sesuai kebutuhan kita dan sinyal.
Di Italia, TIM dan Vodafone adalah dua provider terbesar dengan sinyal yang paling kuat dibanding provider lain. Harganya sedikit lebih mahal tentunya. Saya dari pertama pindah ke Roma setia memakai TIM dengan paket cukup 20 giga per bulan. Itupun juga enggak pernah langsung habis. Karena kebetulan saya bukan tipe orang yang suka menghabiskan waktu berjam-jam untuk nonton Youtube atau Netflix dari handphone. Jadi buat saya paket tersebut sudah lebih dari cukup. Saya cukup membayar € 10 per bulan, atau kadang ditambah € 2-3 untuk menambah pulsa kredit. Sementara itu dengan harga yang sama, provider lain akan menawarkan paket internet mulai dari 60-100 GB per bulan. Buat saya pribadi, kuota yang besar bukan prioritas, yang penting sinyal kuat meskipun harus dibawa berpergian ke kota kecil.
8. Kosmetik dan Keperluan Pribadi Lain
Lain keperluan, lain anggaran. Saatnya membahas keperluan pribadi, alias kosmetik, skincare, obat-obatan. Saya tidak memiliki anggaran khusus untuk membeli obat-obatan khusus setiap bulan, jadi dana saya alokasikan ke keperluan pribadi seperti skincare dan lensa kontak. Untuk kosmetik lagi-lagi tak ada anggaran khusus, karena baru beli kalau memang udah habis atau kadaluwarsa hehe.
Untuk krim malam, krim pagi, toner, facial foam dan teman-temannya bujet saya enggak banyak kok cuma sekitar € 50 per 2-3 bulan sekali. Lensa kontak saya biasanya pilih yang ada promo. Jadi sekali beli € 50 bisa dapat lensa kontak untuk pemakaian 6 bulan ke depan. Parfum €30-50 per 6 bulan, serum € 40 per 6 bulan, alat mandi dan perlengkapan wanita lain mungkin sekitar € 20 per bulan. Untuk pos pengeluaran yang ini sekali lagi tidak bisa dijadikan patokan ya, karena di luar sana ada juga wanita yang memiliki pengeluaran lebih besar atau bahkan lebih kecil dari keperluan pribadi saya.
![]() |
Setia dengan brand ini sejak 2018. Terjangkau dan cocok di kulit. Fotografi Dok. Listyan Putri |
Itu tadi perkiraan tentang biaya hidup di Kota Roma. Kalau dihitung dengan rupiah memang terlihat cukup mahal ya. Tapi sebagai ibukota negara yang ada di Eropa, hidup di Roma tergolong tidak terlalu mahal. Banyak yang bilang Berlin lebih murah dibanding Roma, tapi kota-kota besar lain di Jerman biaya hidupnya lebih mahal dibanding Berlin. Sama halnya dengan Roma, Milan, Turin dan beberapa kota besar yang ada di Italia bagian utara biaya hidupnya lebih mahal sedikit dibanding Roma.
Untuk yang mau hitung-hitung lagi secara sekilas sambil menyiapkan tabungan, nih saya coba buatkan rekapitulasi biaya hidup di Roma.
Apakah angka di atas adalah anggaran mutlak untuk hidup di Roma?
Tentunya tidak. Pos yang saya tulis di atas sebagai gambaran tentang apa saja kebutuhan dasar dan umum di Roma. Banyak sekali pos yang bisa diutak-atik, misalnya anggaran untuk belanja bulanan, hangout, makan di restoran, shopping dan kosmetik. Saat saya tanya ke teman laki-laki yang juga pelajar Indonesia di Roma, menurut mereka anggaran yang harus disiapkan untuk bisa 'bertahan hidup' kurang lebih € 500, dengan alokasi € 350 untuk apartemen, sisanya untuk belanja kebutuhan sehari-hari termasuk makan.
Semoga artikel ini bisa bermanfaat dan dapat menjadi acuan untuk yang sedang mempersiapkan sekolah atau kerja di Roma. Kalau ada pertanyaan, silahkan tinggalkan di kolom komentar ya. Sampai jumpa di artikel berikutnya, buona giornata a voi!
--
un abbraccio, listyan putri
0 comments